Senin, 25 April 2011

buletin tinta hitam


UAN???                                                              
“Ada belajar pasti ada ujian”
Yah, ujian atau dalam bahasa inggrisnya examination.
Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru dengan cara memberikan ujian.
Ujian menjadi ajang dimana para siswa dituntut untuk mangingat kembali semua bab atau standar kompetensi yang telah diberikan kepadanya oleh guru yang bersangkutan, siswa harus wajib mengikuti ujian untuk mendapatkan nilai dan nilai itu harus mencapai standar kelulusan yang telah ditentukan oleh guru. Tak tanggung-tanggung banyak siswa yang memakai SKS (sistem kebut semalam) untuk belajar, ironisnya banyak yang mengambil jalan pintas dengan memanfaatkan kesempatan untuk membuat pelampung alias contekan. Yah syukur kalau pada saat ujian tidak ketahuan guru, tapi kalu sudah ketahuan yah imbasnya kepada siswa yang bersangkutan, ada yang langsung dikeluarkan dari kelas ada pula yang diancam tidak akan mendapatkan nilai pada mata pelajaran tersebut.
            Yang lagi jadi bahan pembicaran dikalangan para siswa saat ini adalah, khususnya yang sudah duduk dibangku kelas 3, yah apalagi kalau bukan ujian nasional.
            Setiap siswa yang ditanya “siapkah anda untuk ujian nasional???” Tak satupun dari mereka yang menjawab siap dengan suara lantang. Semuanya pasti menjawab dengan jawaban yang variatif, Tidak, belum, dan masih ragu. Oh no!! Sebagai siswa memang inilah tuntutannya, selama menempuh pelajaran kurang lebih 3 tahun lamanya   ( SMA & SMP ). Ada satu yang harus ditempuh untuk mendapatkan Ijazah yaitu ujian nasional.
Ujian Nasional memang selalu menjadi berita buruk bagi para siswa, betapa tidak tahun ini pemerintah sudah mencanangkan standar kelulusan bagi setiap mata pelajaran yaitu 5,00 tanpa terkeculi baik itu siswa yang bersekolah di desa ataupun di kota. Memang sebuah malapetaka bagi siswa yang berdomisili di pedesaan dengan sarana dan prasarana belajar yang tidak memadai, sementara harus bersaing dengan siswa-siswi yang sudah memiliki beragam sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajarnya. Namun mau tidak mau mereka harus menerima itu.
Selain itu 1 Lagi berita buruk untuk para siswa yang akan menempuh UAN bahwa untuk tahun ini ada lima macam paket soal setiap mata pelajaran, memang kecil kemungkinan untuk melakukan aksi kerjasama dalam satu kelas, disamping itu memang pemerintah sedikit memberikan keringan untuk penentu kelulusan, yaitu tidak hanya ditentukan dari nilai ujian nasional saja, tapi juga merupakan akumulasi dari nilai rapor dan ujain sekolah. Luar biasa!!!!!
Berita 5 paket tidak hanya membuat para siswa tegang, tapi juga pihak sekolah yag merasa cemas dengan siswa-siswinya.
Mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pihak sekolah melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan siswa-siswinya menempuh ujian nasional, seperti melaksanakan kegiatan bimbel (bimbingan belajar). Tak tanggung-tanggung pula banyak siswa yang memilih bergabung dengan lembaga bimbingan belajar tertentu untuk lebih mempermantap kesiapannya menjelani ujian.
Nah!! pertanyaan yang muncul, bagaimana dengan siswa yang bermasa bodoh, punya prinsip “I don’t care”, “siapa yang mau lulus kalu bukan saya?”. Banyak diantara siswa yang mengaharapkan bantuan dari guru. Memang bukan berita yang asing lagi kalau disetiap ujian selalu saja ada pihak sekolah yang kedapatan memberikan bantuan kepada siswanya, mungkin inilah salah satu penyebab mengapa siswa selalu bermasa bodoh untuk belajar dan meningkatkan kualitas belajar mereka sendiri.
Hem,,,, sungguh ironis. Tujuan pemerintah mengadakan ujian akhir nasional adalah bagaimana pemerataan  kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, dan harusnya menjadi motivasi juga buat para siswa untuk bersaing walaupun proses belajar yang mereka dapatkan tidak sama seperti siswa di kota, tapi kenyataannya selalu saja ada praktik curang. Inilah kekurangannya kalau ukuran kualitas selalu ditentukan dengan nilai tinggi. Hal tersebut mendorong berbagai pihak untuk menghalalkan segala cara bagaimana mendapatkan nilai diatas rata-rata supaya dianggap pintar dan mendapatka ijazah bertuliskan LULUS!!!
Nah semoga ujian nasional memberikan manfaat bagi siswa, bukan hanya mendapatkan nilai tinggi tapi tentunya juga menjadi manusia yang berkualitas setelah menempuh pendidikan di sekolah.(reski purnamasari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar