Minggu, 01 Mei 2011

CERPEN


Menjual pisang goreng, menjual koran bekas, lalu menyewakan tikar buntuk penumpang kapal kelas ekonomi hingga menjadi calo tiket... sepertinta karir yang menjanjikan bagi anak-anak jalanan yang tinggal di sekitr pelabuhan. Para orang tua lebih senang menanyakan penghasilan anak mereka daripada memeriksa hasil-hasil ulangan di sekolah. Pendidkan yang baik adalah pendidikan yang bisa mengajarkan tentang bagaimana mencari uang untuk makan, bukan bagaimana menghafal teori-teori dan rumus-rumus matematika.
Berkelahi karena uang recehan sudah menjadi pemandangan lumrah bagi mereka. kekuatan otot jauh lebih penting daripada kecerdasan berpikir. Setiap persoalan diselesaikan hanya dengan satu cara, yakni perkelahian. Anak-anak yang kalah tidak boleh kembali kerumah sambil menangis sebab orang tua mereka akan marah dan memberi hukuman. Mereka malu bila anak-anak merekatidak mahir berkelahi.
Mereka didik dengan kekerasan. Mereka diajarkan untuk mendapatkan materi  dengan cara-cara yang tidak wajar. Anak-anak tidak perlu merasakan bermain-main layaknya anak-anak pada umumnya, sebab sejak lahir mereka memang sudah mendapatkan kenyataan yang sangat serius.
Satu-satunya jalan permainan yang bisa dilakukan adalah sepak bola. Tapi di sana tidak lebih dari adu kekuatan otot. Setiap anak yang bermain bola harus bersiap untuk cedera, bahkan tidak jarang lapangan sepak bola berubah menjadi arena tawuran. Mereka saling memukul, saling menendang, dan saling kejar mengejar. Mereka punya budaya, sistem, dan cara tersendiri dalam menyikapi hidup mereka.
Aku dilahirkan dan dibesarkan di sana. Tepatnya sebagai anak jalanan yang hidup di dekat pelabuhan. Aku adalah bagian dari kehidupan sosial di sana. Meski banyak hal yang buruk, tapi aku mendapatkan sesuatu yang sangat bermakna yakni keberanian, yang kemudian kusadari bahwa hal itu sangat penting untuk dimiliki. Banyak orang yang cerdas, juga banyak orang yang kuat, tapi mereka gagal gara-gara tidak punya keberanian.
Suatu hari aku pernah membuat keputusan penting dalam hidupku. Waktu itu, aku baru saja naik kelas 5 SD. Salah seorang teman sahabatku sedang menungguku di gerbang sekolah. Namanya Sandy, usianya kurang lebih dengan usiaku, tapi ia putus sekolah sejak kelas 5. Ia memakai tas yang terbuat dari karung terigu, sementara di dekatnya, ia meletakkan sebuah tempat yang berisi penuh pisang goreng.
Dua hari yang lalu kami memang telah membuat janji untuk bertemu saat aku pulang sekolah.....
“sudah lama? Maaf ya membuat kamu menunggu” kataku
“tidak juga, sebaiknya kita seegera pergi ke pelabuhan” kata Sandy sambil berdiri lalu mengajakku pergi.
Aku melepaskan seragam sekolahku lalu menyimpannya ke dalam tas. Hari itu aku ingin menemani Sandy untuk berjualan pisang goreng di pelabuhan. Aku juga punya niat untuk berjualan, tapi sebelumnya aku harus belajar. Terutama tentang “kode etik” berjualan di pelabuhan.
Hari itu aku mengenal seorang pria yang bernama Herman. Rambutnya panjang, dan di betisnya dipenuhi dengan tato.
“siapa orang itu?” tanyaku pada Sandy...
“Dia adalah Herman, bos ke 3 di pelabuhan ini!”
“Bos ke 3? Maksud kamu?” buru-buru aku kembali bertanya
“iya bos ke 3 di atas Herman, masih ada 2 orang bos, tapi mereka bertugas di kapal”.
Penjelasan Sandy semakin membuatku bingung. Tapi lama-kelamaan aku menjadi paham. Di pelabuhan ada sistem yang sangat kuat. Bila ada orang yang berani melawan maka balasannya adalah pukulan tinju yang membengkakkan.
Herman adalah orang yang memberi ijin kepada setiap anak yang ingin berjualan. Untuk mendapatkan ijin itu, mereka harus membayar beberapa rupiah sebagai uang keamanan.
“mengapa harus seperti itu....”
“karena Herman adalah orang yang paling kuat di sini.”
“terus...”
“bila ingin menjual tanpa harus membayar, harus mengalahkan Herman berkelahi....”
######
Hari-hari selanjutnya aku menjadi penjual pisang goreng. Aktivitas itu kulakukan setelah pulang sekolah. Ibuku rupanya sangat mendukung aktivitas itu. tiap hari ia membuat pisang goreng. Tak jarang ia memberiku saran-saran agar pisang gorengku laris terjual
“ingat, kamu harus tekun menyapa orang.....” demikian kata ibuku saat aku pamit sama beliau.
#####
Sebenarnya dalam silsilah keluargaku, ada dua agama yang sangat kental, meski ayah dan ibuku masing-masing beragama islam, tapi keluarga dari bapakku banyak yang bergama kristen. Mereka menjaga persaudaraan dan solidaritas. Karenanya, sejak kecil aku tak pernah menganggap kalau perbedaan agama merupakan sesuatu yang membahayakan.
Idealnya aku bisa banyak paham tentang agama. Di rumahku ada Al-qur’an dan di rumah keluarga aku sering menemukan kitab perjanjian barat. Tapi sejak kecil aku tak pernah tertarik untuk membahas agama.
“agama hanya untuk orang-orang yang sudah dewasa, hanya untuk orang-orang yang sudah mendekati ajal” aku pasti keliru.
Aku memang keliru karena selalu menganggap kalau agama hanyalah sekumpulan dogma yang mengajarkan tentang surga dan neraka atau tentang dosa-dosa serta haram-halal. Yang kutahu adalah, untuk dapat makan, seseorang harus mencari uang dan itu tidak ada hubungannya dengan iblis dan malaikat.
Tapi aku sedikit kurang beruntung, aku terlahir dalam kondisi lingkungan yang begitu keras. Sebuah kondisi yang menempatkan otot fisik dan nafsu lebih pada posisi yang lebih penting daripada akal dan nurani.
#####
Setelah 2 bulan menjajakan pisang goreng, aku menjadi sangat paham dengan kehidupan di pelabuhan. Ada banyak ketidak adilan. Aku mulai bosan membayar uang keamanan kepada Herman.
Teman-temanku pun sebenarnya merasakan apa yang aku rasakan. Tapi mereka hanya memilih untuk diam. Mereka pasrah dengan ulah para bandit-bandit itu.
“bagaiman kalau kita melawannya?”
“tidak.... herman adalah sosok yamg sangat kuat. Tak seorang pun yang berani melawannya.”
######
Dan akhirnya kuputuskan untuk menantang Herman berkelahi. Aku ingin memberi pelajaran penting kepadanya.
Satu hari sebelum perkelahian itu, aku bertemu dengan ayahku.
“besok aku ingin berkelahi melawan Herman”.
“apa kamu yakin bisa mengalahkankannya?”
Pertanyaan ayah sangat sulit untuk aku jawab. Sbenarnya akau rasa bisa mengalahkan Herman. Selain umurnya yang memang jauh dari aku, tubuhnya jauh lebih besar dari pada kuran tubuhku. Selain itu, tentu saja dia punya cukup banyak pengalaman tentang perkelahian.
Tapi aku sangat tahu, ayah pasti tak memberiku ijin jika aku tidak yakin bisa memastikan kalau aku bisa mengalahkan Herman.
“jangan coba-coba berkelahi sebelum kamu memastikan kau akan tampil sebagai pemenang”
“iya,,, aku yakin ayah”
“yakin atau terpaksa yakin?”
Rupanya ayah tahu kalau aku tidak cukuo yakin. Ayah bisa membaca sinar keraguan dari mataku.
“kalau yang kau takutkan adalah otot-otot fisik Herman, maka berhentilah untuk takut, yang menentukan dalam perkelahian adalah otot mental, dan kamu memiliki itu anakku” kata ayah sambil menepuk pundakku lalu meninggalkanku.....
“Jadi....?”
“ajak ia berkelahi, kamu bisa mengalahkannya.....” ucap ayah setengah berteriak.
Kata-kata ayah memberiku semangat yang jauh lebih hebat, mudah-mudahan ini pertanda kebaikan.
#####
Keesokan harinya.....
“jangan coba-coba pulang, jika hanya akan memberi kabar yang tidak menyenangkan”. Ucap ayah saat aku pamit.
Aku sangat paham dengan kata-kata itu. karenanya, aku melangkah dengan satu tekad “aku harus mengalahkan Herman”.
####
Dan ternyata memang benar, herman memang tak sekuat dari yang aku kira. Aku memukulnya hingga babak belur. Aku sama sekali tak memberi ampun....
#####
Sejak perkelahian itu, namaku menjadi populer di kalangan penjual pisang goreng. Banyak anak yang menjadi segan terhadapku, mereka memanggilku pak pendekar sejati, yang telah menumbangkan penjahat hebat. Ayahku pun sangat senang, dia seperti seorang pelatih tinju yang sukses.
####
Bapak dan ibu guruku di sekolah mulai kewalahan menghadapi sikapku yang banyak berubah semenjak menjadi penjual pisang goreng. Nilai kehadiranku berkurang derastis, berbanding terbalik dengan angka bolos yang semakin banyak. Di sisi lain, nilai tugas di kelas dan tugas rumah menjadi berantakan.
Ironisnya aku sama sekali tidak menganggap kalau semua hal itu merupakan pertanda keburukan. “untuk apa nilai rapor bagus jika tidak punya uang”.
Ibu guru Aminah pernah memberiku teguran yang sangat keras.
“kalau prestasi belajar kamu terus-terusan menurung, kamu akan tinggal kelas”
“maksud Ibu???”
“ya dengan terpaksa memilihnya kamu akan kembali mengulag di kelas 5”
Ibu Aminah adalah guru yang paling aku hargai. Alasan terbesarku menghargainya adalah karena dia punya wajah yang sangat cantik. Saat itu ia masih gadis.... dan aku masih SD kelas 5.... tentu masih banyak hal yang belum aku pahami tentang perempuan.
“jadi apa yang harus saya lakukan?”
“sebenarnya kamu anak yang pintar, kamu hanya perlu lebih rajin”.
Aku mengikuti nasehatnya bukan karena takut tinggal kelas, tapi karena aku sangat menghargai Bu’ Aminah. Tidak lama kemudian, aku pun naik kelas 6.
Kalau di sekolah aku naik kelas, di pelabuhan “karir”ku juga sedikit meningkat. Dari menjual pisang goreng ke penyewa tikar di atas kapal. Hal ini sangat luar biasa. Tidak banyak penjual pisang goreng yang lansung menjadi penyewa tikar. Biasanya mereka harus Jadi penjual koran bekas dulu.
Penumpang kelas ekonomi biasanya rela menyewa tikar dengan harga yang sangat mahal untuk ukuran anak jalanan sepertiku. Meski demikian mereka tetap melakukannya karena dinggap lebih hemat daripada harus menyewa kamar kapal.
Ibuku tak perlu bangun subuh lagi untuk menggoreng pisang, uang yang aku dapat pun jauh lebih besar. Setidaknya aku bisa membeli baju baru saat hari raya atau kebetulan jika ada keluarga  yang melaksanakan pesta. Dengan begini , aku bisa memenuhi kebutuhan hidupku sendiri.
Tapi di sini tetap saja ada seseorang yang mengaharuskan kami membayar, lagi-lagi dengan alasan uang keamanan. Sebagaimana yang kulakukan dengan Herman, aku pun berani memberi pelajaran kepada orang itu dengan tinju dan tendangan yang sangat keras. Aku semakin dikenal sebagai sosok yang hebat.
Pekerjaan sebagai penyewa tikar kujalani cukup lama, bahkan hingga kelas 3 SMP. Dari waktu yang cukup lama itu, aku mulai terbiasa dengan hal-hal buruk, dari mengisap rokok, hingga mencoba meneguk minuman keras. Aku mulai sering tidak menginap di rumah. Seragam sekolah dan buku pelajaran tidak jauh dari pelangkap aktifitasku yang jauh dari ukuran positif.
#####
Masa itu telah jauh.... kini aku berdiri di sebuah jalan besar, mengenakan almamater sambil mengikat kepala dengan selembar kain tipis bertuliskan “STOP KORUPSI”. Kulihat teman-temanku, dengan almamater yang berbeda-beda mulai mundur dan perlahan membubarkan diri.
Matahari memang begitu terik, tubuh terasa semakin mengering, karena peluh tak henti keluar dari pori-pori kulit kami. Otot-otot kaki juga semakin melemah, sebab sedari tadi kami berjalan kaki. Tapi bukan itu yang membuat semangat kami menjadi redup dan surut...... tembok-tembok yang di bangun oleh tangan-tangan tak bernurani itu sangat kuat.
Sesekali aku berteriak dan mengistruksikan kepada teman kawan-kawan seperjuangan untuk terus maju-menembus blokade petugas, tapi mereka seperti tidak bergairah.....(KAKA-RED)

metode pengajaran nabi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Sebagaiman yang kita ketahui bersama bahwa, dalam pengajaran atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada seseorang bukan hanya sekedar memberikan atau menyamapikannya akan tetapi kita juga mengaharapkan apa yang kita sampaikan kepada orang itu dipahami oleh orang yang bersangkutan. Berbagai metode telah di kemukakan oleh pakar-pakar ilmu pendidikan agar dalam memberikan pengetahuan kepada peserta didik mudah di cerna.
            Begitu pula dengan Nabi sendiri, beliau juga menggunakan metode dalam menyampaikan dakwahnya. Berdakwah dengan mengajar tidak jauh beda. Karena sama-sama mentransfer ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain.
            Nabi sendiri melakukan metode yang telah di gariskan oleh Allah SWT. pada surah An-nahl ayat 125. Yang intinya mengatakan bahwa “Ajaklah menusia kepada jalan Allah dengan hikmat dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula”. Jadi dalam menyampaikan ddakwahnya Nabi pu punya metode. Bagaimana tidak, jika seandainya Nabi tidak menyampaikan dakwahnya secara baik dengan metode yang tepat, maka dakwahnya kan sulit diterima oleh kaumnya. Tapi karena cara yang ditempuh dalam menyampaikan dakwhnya tepat, maka orang arab pun dengan mudah mencerna apa yang di sampaikan oleh Nabi.
            Berikut akan diuraikan metode-metode nabi dalam menyampaikan dakwahnya kepada orang arab.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara Nabi mengajar kepada sahabatnya?
2.      Bagaimana cara Nabi mengajar kepada anak-anak?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Cara Nabi Mengajar Kepada Sahabatnya
            Dalam mengajar dan berdakwah, Nabi s.a.w. mengikuti cara yang telah digariskan oleh Al-Quran dalam firman Allah s.w.t. :
            "Ajaklah menusia kepada jalan Allah dengan hikmat dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang Maha Mengetahui tentang siapa tersesat dari jalannya dan Dialah Yang lebih Mengetahui orang yang mendapat petunjuk" (An-Nahl:125)
            Ayat ini adalah gambaran yang lengkap tentang cara menyampaikan ajaran Allah kepada manusia yang berbeda sifat, tabiat dan pembawaannya. Ada manusia yang memang gandrung mencari kebenaran, ada pula golongan awam, disamping mereka yang menentang dan menolak, maka menghadapi kelompok-kelompok yang beraneka ragam, perlu diterapkan cara yang sesuai dan tepat, kerana itu Rasulullah s.a.w.
1.    Nabi melihat kondisi sahabat
                        Dalam menyampaikan sesuatu selalu menilai terlebih dahulu tingkat kecerdasan dan daya tanggap orang, dan sebelum berbicara, melihat apa dan siapa yang ada dihadapan baginda, dan kepada tiap kelompok atau golongan, baginda s.a.w. menggunakan bahasa dan tutur kata yang dapat dimengerti dan dipahami sebaik-baiknya, disamping peribadi yang berwibawa, sehingga segala ucapan baginda selalu berkenan di hati dan diterima pendengar dengan minat dan perhatian.
            Al-Qadhi Iyaadh rah. berkata : "Allah s.w.t telah meyelubungi segala yang diucapkan oleh Nabi s.a.w. dengan rasa cinta dan mudah diterima, indah dan sedap didengar oleh telinga, oleh kerana itu tidak selalu diulang berkali-kali, sebab tiada sekalimat pun luput atau tergelincir, dan tidak pernah kekurangan dalih yang diperlukan".
2.    Nabi tetap menjaga agar sahabat saat belajar tidak merasa jemu dan capek
            Dalam memberikan bimbingan dan penerangan agama, baginda s.a.w. selalu menjaga agar rasa jemu dan capek tidak menyelinap masuk dalam hati para pendengarnya, mereka diberinya kesempatan beristirahat, agar hati mereka tetap terbuka menerima apa yang akan disampaikan, dan cara itu pula yang dewasa ini diakui sebagai cara yang efisyien oleh lembaga-lembaga pendidikan, cara yang telah diterapkan dahulu oleh Nabi kita yang amat bijaksana.
           
3.      Nabi menyesuaikan tingkat kecerdasan dengan kemampuan sahabat dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami

 عن عائشة رضي الله عنها قالت : مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَسْرُدُ سَرْدَكُمْ هَذَا وَلَكِنَّهُ كَانَ يَتَكَلَّمُ بِكَلاَمٍ بَيِّنْ فَصْلٍ، يَحْفَظُهُ مَنْ جَلَسَ إِلَيهِ (الترميذي 3572) قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح.

Dari Aishah, katanya :Tidaklah Baginda bercakap tergopoh-gapah seperti percakapan kamu akan tetapi Baginda berbicara dengan jelas dan teratur, sehingga orang yang duduk bersama Baginda ( didalami majlis) boleh mengingati (perkataan yang diungkapkan oleh
Demikian pula bila berbicara dengan orang lain, selalu disesuaikan pembicaraannya dengan tingkat kecerdasan, dan menggunakan bahasa yang mudah difahami, dan baginda berbicara dengan setiap orang yang datang dari berbagai puak kabilah, masing-masing dengan logat dan dialeknya, dan bila perlu mengulang perbicaraannya hingga tiga kali, untuk memperjelas dan lebih memantapkan sebagaimana sabda nabi:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال :كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يُعِيدُ الْكَلِمَةَ ثَلاَثًا لِتُعْقَلَ عَنْهُ

Dari Anas bin Malik beliau berkata :Rasulullah S.A.W sentiasa mengulangi satu perkataan yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar mudah di fahami.
Dan bila melarang atau memerintahkan sesuatu tidak disampaikan sekaligus, tapi beransur-ansur sedikit demi sedikit agar tidak memberatkan.Maka berdasarkan keterangan dan uraian yang tersebut di atas, kiranya jelaslah, bahwa Nabi s.a.w. dalam mengajar dan berdakwah mempergunakan cara yang berbeda dan berlainan, Namun kesemuanya itu bertujuan untuk menyampaikan seruan Ilahi, dan demi menegakkan dan mewujudkan kehidupan yang sempurna di bawah naungan agama Allah.
            Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka Rasulullah s.a.w. sebagai teladan tertinggi demikian para sahabatnya RA seharusnya diikuti jejaknya dan mencontohi amal usahanya kerana hanya dengan mengikuti ajaran nabi s.a.w. semata, rahmat kurnia Allah s.w.t. akan melimpah dan bercucuran baik dari langit maupun dari bumi.

B. Cara Nabi mengajar Anak-Anak
            Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anak dapat di gambarkan di bawah ini:

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).” Mereka pun berlomba-lomba menuju ke beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
2. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW supaya di doakan untuk dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dahulu  kencingnya.” Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisikkan sesuatu kepada orang tuanya (anak kecil tersebut) supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.
3. Ummu Kholid binti Kho'id bin Sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasulullah dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

4. Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah puterinya, iaitu Sayyidah Fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia. Ketika Rasulullah SAW sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir, lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut
5. Nabi Muhammad SAW sering bermain-main dengan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menyampaikan sesuatu selalu menilai terlebih dahulu tingkat kecerdasan dan daya tanggap orang, dan sebelum berbicara, melihat apa dan siapa yang ada dihadapan baginda, dan kepada tiap kelompok atau golongan, baginda s.a.w. menggunakan bahasa dan tutur kata yang dapat dimengerti dan dipahami sebaik-baiknya, disamping peribadi yang berwibawa, sehingga segala ucapan baginda selalu berkenan di hati dan diterima pendengar dengan minat dan perhatian.
Al-Qadhi Iyaadh rah. berkata : "Allah s.w.t telah meyelubungi segala yang diucapkan oleh Nabi s.a.w. dengan rasa cinta dan mudah diterima, indah dan sedap didengar oleh telinga, oleh kerana itu tidak selalu diulang berkali-kali, sebab tiada sekalimat pun luput atau tergelincir, dan tidak pernah kekurangan dalih yang diperlukan".
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka Rasulullah s.a.w. sebagai teladan tertinggi demikian para sahabatnya RA seharusnya diikuti jejaknya dan mencontohi amal usahanya kerana hanya dengan mengikuti ajaran nabi s.a.w. semata, rahmat kurnia Allah s.w.t. akan melimpah dan bercucuran baik dari langit maupun dari bumi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa dalam penyusunannya terdapat kesalahn dan kehilafan. Maka darinbya itu kritiakan dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami memohon ampunan atas segala keslahan.










DAFTAR PUSTAKA


'Ajjaj Al Khattib, Dr. Muhammad. Ushul Al Hadist l, Darul Fiqr, Beirut Libanon

contoh tulisan


Harapannya yang tak kunjung datang
Manusia hanya bisa berharap dan berusaha untuk mewujudkan apa yang dia inginkan. Tuhan tau apa yang seharusnya dia lakukan dan apa yang sepantasnya Ia berikan kepada hambaNya. Tidak semua keinginan insan yang bernafas itu harus diwujudkan. Ibarat orang tua kepada anaknya, di saat anaknya merengek untuk dibelikan sesuatu namun tidak dikabulkan, karena tentu saja orang tua sangat paham hal yang terbaik buat anaknya.
Itulah yang dirasakan oleh seseorang dalam tulisan ini. Hari-hari yang dia jalani semuanya terasa indah, dia bebas untuk melakukan apapun, dia bisa tertawa dengan sebebas-bebasnya. Namun semua itu menjadi sirna seiring bertambahnya usia, bertambahnya pengalaman hidup. Terutama saat dia ingin mencoba untuk mengetahui jati dirinya. Semakin banyak berfikir, dia semakin jauh di bawah jurang kegelapan.
Akhirnya dia pun mencoba berfikir dan mencari seseorang yang bisa mengerti dengan dirinya, seseorang yang bisa mengerti dengan apa yang dia rasakan, atau seseorang yang bisa memberinya solusi terhadap masalahnya ini. Mungkinkah ia bisa menemukanya...
Sebenarnya awal dari semua itu berjalan dengan lancar. Namun siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Hidup seperti segenggam misteri dalam tangan kekuasaanNya. Dalam benaknya selalu terlintas kata “apakah diriku ini hanya menjalankan sebuah skenario dari sang sutradara kehidupan yang sangat cerdas sehingga aktornya di saat ber-akting tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun, sungguh Ia maha cerdas”
Akhirnya dia pun semakin jauh terpuruk dalam jurang kegelapan. Seseorang yang di harapkan bisa membawakan sebuah lilin untuk menerangi dirinya di dasar jurang kehidupan yang suram. Supaya dia bisa menemukan jalan untuk melihat dan menapak dunia yang baru, yang indah sebagaimana impiannya selama ini.
Akan tetapi mimpi tak selamanya berbanding lurus dengan realita, alih-alih mendapatkan segala impian tersebut, ia malah terjerembab ke dalam palung takdir yang begitu gelap. Seseorang yang dinanti tak kunjung datang menghampirinya.
Hari-hari yang dulunya ceria dengan sinar mentari, namun kini semuanya ditutupi dengan awan mendung yang tidak dia tahu datangnya dari mana. Ia tidak pernah menyangka awan mendung itu akan datang. Dia menunggu hujan namun hujan itu tidak pernah ada. Ibarat musafir di padang gersang-dimana hari telah senja, dia galau dan tak tahu akan melakukan apa. Dia hanya pasrah sembari menuggu kembalinya sang mentari pagi yang kan menerangi dan memberinya tetes embun kedamaian di hari yang melelahkan itu.
Meskipun yang dia harapkan itu tidak akan datang, namun ia telah berjanji demi “nama” yang telah tersimpan utuh di hatinya... “aku akan membuatnya bahagia meski ia tak pernah membahagiakanku”
“aku salut dengan dirimu bro kamu sanggup memberikan kebahagiaan pada orang lain sedangkan dirimu menderita”. Kata teman-temannya kepadanya.
Dia hanya bisa menjawab dalam hati “yang aku inginkan dalam hidup ini hanyalah bisa membuat orang yang aku sayangi bisa merasakan kebahagiaan dan aku akan berusaha untuk melakukan apa pun demi kebahagiannya-meskipun diri ini merasakan derita yang dalam”
Dia sebenarnya memang bodoh karena terlalu banyak berharap dengan sesuatu yang tidak mungkin ia miliki. Namun dengan harapan-harapan itulah dia masih sanggup bertahan sampai pada hari ini. Dalam dinamika kehidupan makhluk, dia ibarat seekor semut yang berharap bisa berjalan secepat kilat agar bisa mencapai sesuatu yang jauh dari dirinya. Layaknya seekor kumbang yang berharap bisa berbicara dan bisa mengungkapkan perasaan pada sekuntum mawar merah yang berlindung dibalik duri...
Tuhan, akankah dirinya mendapatkan apa yang dia inginkan, sebagaimana yang dikatakan pencetus teori minsed bahwa apapun yang ada dalam pikiran seorang manusia, maka kewajiban alam untuk mewujudkan keinginan itu. Meski pun dia tahu hal itu masih sebatas teori namun dia teringat dengan ungkapan “jika mimpi yang tak terbatas menjadi pemandumu maka lampauilah di bawah kibaran bendera tekad yang membara”. Hanya kata itulah yang selalu memberikannya semangat untuk menjalani hari yang mendung ini dan dia percaya bahwa awan mendung akan berlalu dan berganti dengan keceriaan sang mentari yang menyapa setiap insan yang ada dalam dunia ini.
Waooo... dia berhati mulia bukan...<3dhyl’k-red>

contoh tulisan


PEREMPUAN & PERANNYA
                Terlepas dari peran seorang laki-laki dalam kehidupan ini, akar dari sebuah kehidupan bersumber dari perempuan, karena setiap manusia yang lahir berasal dari rahim seorang perempuan. Sebuah ungkapan mengatakan bahwa “perempuan itu adalah mutiara, di mana pun dia berada, baik bercampur dengan sampah-sampah namun dia tetap mutiara di dalam masyarakat”.
Pertanyaannya kemudian bagaimana peran seorang perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.... sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW., “perempuan adalah tiang sebuah negara”. Kesuksesan sebuah negara ada di tangan seorang perempuan. Pada kenyataannya justru perempuan sendirilah yang ingin merusak kepercayaan masyarakat terhadap dirinya sendiri. Betapa tidak, terkadang di antara mereka hanya mementingkan fashion. Dalam artian bahwa yang ada dalam benak merek  bagaimana caranya mereka supaya tetap bisa menjadi sorotan masyarakat tapi yang dilakukan itu tidak ada manfaatnya bagi masyarakat secara umum.
Disaat kita mengkaji lebih dalam lagi dari diri seorang perempuan, maka kita akan menemukan betapa hebatnya pengaruh seorang perempuan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa yang mempengaruhi Adam untuk memakan buah terlarang dalam hal ini buah khuldi adalah Hawa’ seorang perempuan, dan akhirnya dia pun diturunkan ke muka bumi ini. Memang sempintas lalu itu suatu hal yang negatif namun disis lain juga bernilai positif. Betapa tidak seandainya bukan karena perempuan dalam hal ini Hawa’, kita tidak mungkin bisa merasakan manis dan pahitnya kehidupan ini.
Salah satu bukti kehebatan dari seorang perempuan, yaitu tidak sedikit diantara lelaki rela melakukan apa saja demi untuk memenuhi keinginan seorang perempuan yang disayanginya. Baik itu negatif maupun negatif asalkan orang yang disayanginya senang dan bahagia.
Pertanyaanya kemudian apakah seorang perempuan mengerti dengan semua itu?...apakah mereka mengerti dengan posisi yang dimilikinya? Jika mereka dikucilkan, penyebabnya dirinya sendiri karena tidak menjalankan posisinya dalam masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Nabi Muhammad SAW. Menyebutkan dalam sabdanya bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah rasa malu dari seoarang perempuan telah hilang. Jika dihubungkan dengan sekarang, apa yang telah disabdakan Nabi, maka kemungkinan akhir zaman tidak lama lagi kan terjadi. Karena telah banyak perempuan dikalangan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan yang sama sekali tidak memiliki rasa malu. Ini sangat meprihatinkan!!!!!!!!
Pertanyaannya kemudian apa yang akan kita lakukan? Seberapa besar perhatian kita untuk menangani masalah ini? Apakah anda sebagai seorang perempuan telah menjalankan peran anda sebaik mungkin dalam masyarakat??????
Pertanyaan itulah yang harus kita pikirkan dan cari solusinya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan renungan bersama. Sebagai seorang lelaki, kita kan lebih menghargai seorang perempuan dan sebagai seorang perempuan maka kita akan lebih mengerti peran kita dalam masyarakat.


                Kohati mulai dari terbentuknya sampai saat sekarang ini mengalami pasang surut. Ekternalnya kohati sendiri tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, ya terikat dengan dengan sesuatu yang sangat mendoktrinnya. Internal cenderung mengkaji persamaan dengan laki-laki, kemudian mereka terkadang menarik diri dari pusaran organisasi.
“menjadi perempuabn kami dipilihkan, namun menjadi hmi wati kami memilih”

kumpulan cerpen


UNTUKMU WAHAI PUJAAN HATIKU.........
            Aku merasa sangat bersalah hadir dalam kehidupannya, karena dia masih sangat menyayangi mantannya itu, namun karena kehadiran diriku dengan status sebagai pacarnya menghalanginya untuk balikan lagi. Seandainya dia mengatakan yang sebenarnya aku akan melepaskannya. Meskipun aku akan merasa sakit, namun itu akan tetap aku lakukan padanya demi melihatnya tersenyum lagi.
            Sekali-kali aku tidak menginginkan dia bersedih lagi seperti yang aku lihat hari ini sambil mendengarkan lagu yang bisa membuatnya teringat padanya, yang mungkin tidak di dengarkan lagi di saat dia telah balikan dengannya. Bahkan mungkin dialah yang akan menciptakan lagu tersendiri untuk mengungkapkan perasaannya sendiri. Entah apa yang harus aku lakukan karena disaat aku tanyakan perasaanya yang sebenarnya dia hanya selalu mengatakan bahwa sekarang hanya sebatas perasaan kangen. Tapi pada dasarnya dimatanya selalu tergambar perasaanya yang sebenarnya bahwa dia masih sangat mengharapkan mantannya itu.
            Entah apa yang harus aku lakukan disaat keadaanya seperti ini, disaat dia sembunyikan perasaannya yang sebenarnya, disaat dia takut kehilangan diriku yang selalu hadir disaat dia membutuhkanku. Tapi apakah harus dengan jalan pacaran sehingga kita kan bisa mendapatkan yang kita inginkan itu?????? ternyata tidak karena sebelum aku pacaran dengannya aku selalu ada, selalu ada disaat dia membutuhkan bantuanku.
            Apakah dia tidak mengerti perasaanku yang sebenarnya bahwa aku sangat menderita melihatnya menderita dengan cara seperti ini. Mungkin disaat dia jujur padaku mungkin lain lagi cerita yang terukir dalam kertas ini, mungkin bukan kisah seperti ini yang aku tulis. Mungkin aku rela menuliskan perjalanan cintanya sampai mereka ,menutup mata dan mati........
            Tapi kenapa.......... Kenapa..................kenapa...........???? please jangan pernahki bohongi dirita yang sebenarnya. Lebih sakit membohongi diri sendiri dari pada membohongi orang lain. Karena disaat kita membohongi diri sendiri, kita sendiri yang merasakan sakitnya, berbeda lagi  jika kita membohongi orang lain, bukan kita yang merasakan sakitnya tapi melainkan orang yang kita bohongi itu. kita pasti tetap tersenyum tapi orang lain akan menangis disaat dia tahu bahwa dia di bohongi apa lagi kalau orang itu adalah orang yang menyayangimu.......
            Please katakan yang sebenarnya....  aku sangat menyayangimu.........